Have Problem with health?? just stay in here and you will get the solution......

Rabu, 19 September 2012

Tapi ini pilihanku....

Ketika saat yang lalu, berada diantara dua pilihan, tidak sulit memilih, karena akupun mengerti mana yang harus kupilih dan pilihan itu sudah teguh di hati sejak lama. Ini hanya angan-angan seorang manusia yang ingin berada di tempat yang lebih baik.
Aku hanyalah manusia, manusia seperti manusia yang lainnya, yang membutuhkan sedikit, hanya sedikit ruang untuk bergerak. Kehidupan ini terlalu menekan batin. Rasanya seperti terjerat, terjerat di dalam belenggu yang entah kapan dapat terlepas dari ikatannya.
Ini sudah seperti bayang-bayang sebelumnya. Penat, sunyi, jenuh yang menghantui, dan kini kurasakan sudah. Entah sampai kapan, tapi rasanya akan sangat lama, lama sekali.
Otakpun berteriak "tolong berikan aku sedikit ruang untuk bernafas di antara hiruk pikuk ini", tapi hatiku pun menjawab teriakan otak dengan sangat lantang "ini pilihanmu kawan, ini pilihanmu!"
Iya, ini pilihanku, aku yang memilih untuk berada disini, ditengah manusia-manusia ini, manusia yang masih sangat terasa asing, sekali lagi ini pilihanku, bukan dia ataupun mereka, aku yang memilihnya...

Banyak bimbang di awal, tapi kutetapkan disini, menetapkan hati untuk tetap berada disini, di ruang baru ini. 
Menjalani yang harus dijalani, menikmati yang harus dinikmati, ini hanya bagian dari kehidupan, bukan kehidupan yang kejam, tapi kehidupan yang membuatku belajar untuk selalu bersyukur.
Tak ada yang perlu disesalkan, ini hanya alunan kehidupan. 
Seseorang berkata, dengarkanlah arti dari pepatah ini "berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian" bersakit-sakit dahulu dan bersenanglah kemudian. Nikmati sakitnya sekarang, karena akan kau kenang dengan senyum simpul di masa depan.

Perang belum dimulai, tidak akan ada kata menyerah. Sakit ini, suatu saat akan menjadi kebanggan untuk mereka. Dan sekali lagi ini pilihanku....


Jumat, 22 Oktober 2010

What is essential hypertension?

Definisi
         Hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi sekunder dan hipertensi esensial. Hipertensi esensial merupakan penyakit hipertensi yang mungkin disebabkan oleh faktor herediter serta dipengaruhi oleh faktor emosi dan lingkungan (Yulaikhah 2008). Hipertensi esensial sering disebut hipertensi primer. Hipertensi kategori ini paling sering ditemui. Jumlahnya mencapai 90 -95% dari penderita hipertensi secara keseluruhan. Ketidakpastian faktor penyebab membuat penderita sulit untuk mengetahui pemicu tingginya tekanan darah tinggi (Sutomo 2008).

Etiologi
Penyebab terbesar hipertensi esensial adalah faktor keturunan dan gaya hidup tertentu. Ada dua kelompok faktor resiko, yaitu faktor yang bisa diubah dan yang tidak bisa diubah. Berikut merupakan faktor resiko yang bisa dikendalikan dan tidak bisa diubah yaitu (Sutomo 2008) :
  1. Ras
  2. Usia
  3. Riwayat keluarga
  4. Jenis kelamin
Faktor resiko yang bisa dikendalikan atau diubah (gaya hidup), yaitu :
  1. Kegemukan
  2. Sindroma resistensi insulin dan metabolik
  3. Kurang aktifitas fisik
  4. Merokok
  5. Sensitivitas Natrium (Na)
  6. Konsumsi alkohol berlebihan
  7. Stress
Patofisiologi
Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara faktor genetik dan lingkungan yang dihubungkan oleh pejamu mediator neuro-hormonal. Secara umum disebabkan oleh peningkatan tahanan perifer dan/atau peningkatan volume darah. Gen yang berpengaruh pada hipertensi primer (faktor herediter diperkirakan meliputi 30% sampai 40% hipertensi primer) meliputi reseptor angiotensin II, gen angiotensin dan renin, gen sintase oksida nitrat endotelial, gen protein reseptor kinase G, gen reseptor adrenergis, gen kalsium transpor dan natrium hidrogen antiporter (mempengaruhi sensitivitas garam) dan gen yang berhubungan dengan resistensi insulin, obesitas, hiperlipidemia dan hipertensi sebagai kelompok bawaan.


Gejala

Gejala-gejala hipertensi, antara lain :
  • Sebagian besar tidak ada gejala
  • Sakit pada bagian belakang kepala
  • Leher terasa kaku
  • Mudah tersinggung
  • Sukar tidur
          Keluhan tersebut tidak selalu akan dialami oleh seorang penderita hipertensi. Sering juga seseorang dengan keluhan sakit belakang kepala, mudah tersinggung dan sukar tidur, ketika diukur tekanan darahnya menunjukkan angka tekanan darah yang normal. Cara tepat untuk mengetahui ada tidaknya hipertensi hanya dengan mengukur tekanan darah.


Penatalaksanaan Diet

Diet yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi esensial adalah diet garam rendah. Diet garam rendah adalah garam natrium seperti yang terdapat dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (monosodium glutamat). Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk NaCl dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau asites dan/atau hipertensi (Almatsier 2008).
WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (setara dengan 2400 mg natrium).
Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Syarat-syarat diet garam rendah, antara lain :
  1. Cukup energi, protein, vitamin dan mineral
  2. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
  3. Jumlah Na disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau hipertensi.

Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau asites dan/atau hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan, dan hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai tingkat diet garam rendah (Almatsier 2005).
Macam-macam diet garam rendah, yaitu :
1.    1. Diet rendah garam I (200-400 mg Na)
Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema atau asites dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari makanan yang tinggi kadar natriumnya.
2.    2. Diet rendah garam II (600-800 mg Na)
Diet garam rendah II diberikan kepada pasien dengan edema atau asites dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pada pengolahan makanan boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 gram). Dihindari makanan yang tinggi kadar natriumnya.
3.    3. Diet rendah garam III (1000-1200 mg Na)
Diet garam rendah III diberikan kepada pasien dengan edema atau asites dan/atau hipertensi ringan. Pada pengolahan makanan boleh menggunakan 1 sdt garam dapur (4 gram).
Untuk lebih jelasnya mengenai hipertensi, dapat dilihat di buku pintar "HIPERTENSI", Departemen Gizi Masyarakat, IPB.


Sumber Pustaka

             Almatsier, S. 2005. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia.
             Sutomo, Budi. 2008. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Jakarta: DeMedia.
             Valentina, Brashers. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi : Pemeriksaan & Manajemen. Jakarta: EGC.
 Yulaikhah, Lily. 2008. Seri Asuhan Kebidanan : Kehamilan. Jakarta: EGC.